HOME

Kamis, 02 Juni 2011

Arti Sebuah Pengampunan


Kategori : Kasih
Share 
Anton selalu menganiaya Budi. Hampir setiap hari Budi hidup dalam penganiayaan Anton.
Senin : Anton merampas uang jajan Budi.
Selasa : Anton meludahi Budi.
Rabu : Anton menjambak rambut Budi.
Kamis : Anton memukul Budi.
Jumat : Anton mengolok-olok Budi di hadapan teman-temannya.
Sabtu : Anton melempar pemen karet ke rambut Anton.
Minggu : Anton memarahi Budi dan menamparnya.
Rutinitas tersebut dilakukan Anton kepada Budi berlangsung hingga 18 tahun. Suatu hari Anton berjalan sendiri dalam suatu jalan kecil. Ternyata ada preman-preman yang datang menghadangnya untuk memerasnya. Anton pun berusaha melarikan diri, tetapi tidak berhasil. Akhirnya di ujung jalan Budi melihat Anton. Budi pun datang mendekati Anton dan berusaha menolongnya. Maksud Budi untuk melerai keributan tersebut akhirnya menyebabkan Budi dipukuli oleh para preman tersebut dan akhirnya uang budi yang habis dirampas oleh para preman tersebut. Sedangkan Anton terbebas dari perampokan tersebut dan melarikan diri. Budi dipukuli para preman hingga dirawat di rumah sakit.
Keberadaan Budi di rumah sakit akhirnya terdengar sampai ke telinga Anton. Akhirnya Anton memberanikan diri datang ke rumah sakit untuk melihat keadaan Budi. Setelah sampai di kamar rawat Budi, Anton bertanya kepada Budi : "Bud, kok kamu lakuin ini semua? Bukankah aku udah jahat ama kamu?". Namun, Budi menjawab : "Anton, aku adalah temanmu dan aku mengasihimu, aku gak bisa membiarkan temanku dianiaya oleh para preman itu."

Akhirnya Anton memohon maaf kepada Budi atas perlakuannya selama ini kepada Budi, tetapi Budi berkata : "Anton, aku selalu mengampunimu dan mengasihimu karena kamu adalah temanku".
Hari Senin s/d Minggu rutinitas apakah yang akan dilakukan Anton kepada Budi? Apakah masih sama dengan apa yang sudah dilakukannya selama 18 tahun? Tentu saja tidak, Anton pasti tidak akan melakukan hal itu lagi, bahkan sebaliknya Anton pasti akan juga melakukan tindakan kasih untuk menanggapi kasih yang telah dia terima dari Budi.
Rom 6 : 1-2 -> Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?
Dahulu sebelum mengenal Tuhan, mungkin kita hidup dalam lumpur dosa dan sering kali menyakiti hati Tuhan. Tapi bagaimana tanggapan/respon kita ketika melihat, mengetahui, mengalami, dan merasakan begitu besarnya Tuhan mengasihi kita lewat penebusanNya yang begitu sempurna buat hidup kita? Bagaimana respon kita ketika kita tahu bahwa Tuhan telah mengampuni kita? Akankah kita terus menyakiti Tuhan dengan terus hidup dalam dosa? Bila kita masih hidup dalam dosa, itu berarti kita tidak menghargai pengampunan yang telah diberikan Yesus kepada kita.
Mulai sekarang responilah kasih dan pengampunanNya dengan cara menyenangkan hatiNya, jangan hidup lagi dalam dosa, hiduplah dalam FirmanNya, itulah yang akan menyenangkan hatiNya.
GBU All..
 
Sumber : HTCom View(520)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar