“Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan! Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telingaMu menaruh perhatian kepada suara permohonanku. Jika Engkau, ya Tuhan, mengingat-ingat kesalahan-kesalahan, Tuhan, siapakah yang dapat tahan ? Tetapi padaMu ada pengampunan, supaya Engkau ditakuti orang. Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan FirmanNya. Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi, lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi. Berharaplah kepada Tuhan, hai Israel ! Sebab pada Tuhan ada kasih setia, dan IA banyak kali mengadakan pembebasan.” Mazmur 130 : 1-7
Saudara yang kekasih di dalam Tuhan Yesus, apakah saudara pernah melihat jurang? Sekalipun kita belum pernah masuk atau berada di dalam sebuah jurang, namun kita dapat mengetahui bahwa jurang itu adalah suatu tempat yang tidak mengenakkan. Dalam jurang kurang terdapat cahaya, bahkan mungkin gelap, tidak ada sesuatu apapun yang bisa diperbuat di sana, jurang bisa begitu amat dalam, sehingga orang yang berada didalamnya tidak mampu keluar dengan usahanya sendiri, sebab tidak ada peralatan yang tersedia untuk bisa dipakai, seperti tali, kayu atau bambu yang cukup panjang untuk digunakan mencapai menuju puncak daratan. Dalam keadaan seperti itu, maka sangat dibutuhkan seseorang/orang lain untuk memberikan pertolongan.
Saudara, jurang di atas dapat pula menggambarkan suasana kehidupan yang sedang kita alami. Suatu keadaan yang kurang nyaman, berada dalam sebuah masalah seperti tekanan/penderitaan, kekecewaan, kegagalan, kehilangan harapan bahkan hampir putus asa. Tidak tahu apalagi yang harus kita perbuat, dan bahkan kita tidak dapat melakukan apapun. Dalam keadaan seperti ini biasanya kita bertanya-tanya, mencari sebab-sebab mengapa masalah itu menimpa kita. Kita bisa saja menyalahkan oranglain, menyalahkan keadaan, atau menyalahkan diri sendiri dan sebagainya. Namun, kadang-kadang jawaban yang kita peroleh itu dapat membuat kita makin frustasi dan meratapinya dengan susah hati.
Kalau hal itu sedang kita alami, jangan bersedih atau bersusah hati, masih banyak hal yang dapat kita perbuat untuk segera bangkit dan dapat keluar dari jurang/masalah kita. Mari kita belajar dari bacaan Firman Tuhan di atas tadi. Kitab Mazmur sering juga kita dengar yang disebut dengan Mazmur Daud, dan yang dipercaya kitab ini ditulis oleh Daud. Masalah yang dihadapi oleh Daud saat itu, ia gambarkan bagaimana keadaan dan suasana hatinya yang sangat pilu itu sama dengan berada dalam jurang yang sepi, gelap dan merasa terbuang.
Saudara yang terkasih di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, kita dapat mengambil sebuah pedoman mengenai langkah-langkah iman apa yang harus kita ambil ketika berada dalam sebuah masalah:
- Berseru dengan iman, yaitu berdoa. Dalam ayat 1 dan 2, Daud dalam pergumulannya datang merendahkan hatinya kepada Tuhan dan memohon belas kasihNya. Maz 50:15 “Berserulah kepadaKU pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan AKU”. Daud mengutarakan seluruh isi hatinya pada Tuhan.
- Berani mengoreksi diri. Dalam ayat 3 dan 4, Daud sendiri mengungkapkan bahwa ia mempunyai kesalahan-kesalahan. Artinya, banyak masalah terjadi yang tengah dihadapinya adalah karena akibat dari perbuatan-perbuatannya sendiri . Ia mengakui kesalahan-kesalahan itu kepada Tuhan. Siapakah yang dapat tahan, jika Tuhan mengingat-ingat kesalahan-kesalahan kita ? Tidak seorangpun yang dapat tahan. Namun kita bersyukur atas FirmanNya, dalam 1 Yoh.1:9 “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan”.
Daud mengetahui bahwa hanya pada Tuhan saja ada pengampunan. Allah akan memberi pengampunan kepada orang yang mau bertobat dan mengakui dosa/kesalahannnya. Allah akan menyembuhkan dan memulihkan mereka yang datang dengan hati yang jujur. Allah ingin menunjukkan kasih setiaNya kepada semua orang yang berada dalam kesulitan, supaya mereka dapat mengenal kasih, perhatian dan kebaikan-Nya. - Percaya pada Firman Tuhan. Dalam ayat 5 dan 6, Daud menantikan Tuhan dan mengharapkan Firman-Nya. Seperti Daud juga katakan, “ Inilah penghiburanku dalam sengsaraku, bahwa janjiMu menghidupkan aku”, Maz.119:50. Daud tidak berdaya, dia tidak bisa berbuat apa-apa oleh karena hanya Allah sendiri yang dapat mengampuninya,sebab itu ia percaya hanya Tuhan dan menantinya. Jiwa Daud menanti, itu adalah pusat dari kepribadian manusia. Tuhan saja yang sanggup menolongnya, karena itu ia sangat mengharapkan Tuhan. Daud katakan, lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi, sampai 2 kali, ini menunjukkan pada kehebatan kerinduannya,dan pengharapannya pada Tuhan. Daud berfokus pada Tuhan dan FirmanNya. Daud sangat yakin bahwa Firman Tuhan itu pasti terjadi atas dirinya.
- Tetap berharap dan sabar menantikan Tuhan. Dalam ayat 7, melalui pengalamannya itu Daud menyerukan kepada kita orang percaya supaya berharaplah kepada Tuhan ! Orang yang berharap pada Tuhan, tentunya tidak pernah jemu, tetapi dengan sabar menanti-nantikan pertolongan Tuhan tiba. Sebab hanya pada Tuhan ada kasih setia, dan DIAlah sang pembebas kita.
Saudara yang terkasih, mari belajar dari apa yang telah Daud lakukan ketika ia berada dalam jurang masalah. Daud berseru pada Tuhan dalam doa, mau mengoreksi diri sendiri, tetap percaya pada Firman Tuhan dan berharap serta sabar menantikan pertolongan Tuhan. Kalau kita mau melakukan seperti yang telah dilakukan oleh Daud, maka Tuhan pasti menolong kita, Tuhan akan mengeluarkan kita dari jurang masalah kita. Tuhan sanggup lakukan itu , memberi pertolonganNya pada kita, memberikan jalan keluar dari setiap masalah kita, menyembuhkan kita dari sakit penyakit, mengangkat kita, dan memulihkan keadaan kita. Amin! Tuhan Yesus Kristus memberkati saudara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar