“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaruan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah; apa yang baik, yang berkenan kepada Allah, dan yang sempurna.” Roma 12:2
Beberapa orang menginginkan perubahan terjadi pada lingkungan atau orang-orang disekitarnya. Ada yang menginginkan agar seseorang itu berubah seperti yang dikehendakinya. Seorang suami sangat ingin isterinya berubah, seorang isteri ingin suaminya berubah, orangtua ingin anak-anaknya berubah, atau kita ingin teman/tetangga/mertua/dan orang lainnya berubah seperti yang kita inginkan. Namun dalam kenyataannya hal tersebut sangat sulit terjadi.Kisah seorang isteri yang memiliki suami berperilaku kasar, ingin sekalinya suaminya dapat berubah, dan ia telah berdoa untuk itu selama dua tahun. Melalui doanya kepada Tuhan, Ia memaksa Tuhan untuk mengubah suaminya. Tetapi, isteri ini belum juga melihat ada perubahan pada suaminya. Suatu ketika ia sadar melalui firman Tuhan:
“Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada diantara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya, jika mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka itu” 1 Pet 3:1-2
*courtesy of PelitaHidup.com
Melalui ayat ini Petrus memberitahukan bahwa seorang isteri harus memiliki sikap yang dapat menuntun suaminya hidup dalam kasih Allah, yaitu dengan cara isteri harus menghargai suaminya, tunduk kepada suami dan mengakui kepemimpinan suami sebagai kepala dalam keluarga. Ketika suami melihat perubahan pada isterinya itu, maka tanpa perkataan isterinya, suaminya dapat dimenangkan. Dimenangkan artinya, memiliki kehidupan di dalam Firman Allah. Akhirnya, suaminyapun berubah.
Kita mungkin pernah menjumpai dalam kehidupan kita sehari-hari, ada orang yang mengatakan “Dari sananya saya sudah begini”. Saya tidak mau ada orang yang turut campur dalam hidup saya, saya tidak dapat dirubah oleh siapapun karena saya memang sudah begini. Anggapan atau pendapat seperti ini adalah keliru. Pada kenyataannya adalah bahwa tidak ada manusia yang sempurna sehingga ia tidak perlu lagi berubah. Allah telah menciptakan manusia dari semula dengan rencanaNya yang sempurna.
“Berfirmanlah Allah: “Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa kita” Kej 1:26a
“Ketika dilihat Tuhan, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata” Kej6:5
*courtesy of PelitaHidup.com
Dalam proses penebusan, orang percaya harus diperbaharui kepada keserupaan dengan Allah dalam tabiat, kasih dan kekudusan-Nya.
“Yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya” Ef 4:22-24
*courtesy of PelitaHidup.com
Kita tengah memasuki bulan desember di tahun 2009, suasana Natal sedang kita alami, dan kita akan segera menyongsong tahun yang baru yaitu tahun 2010. Patut kita renungkan, di sepanjang tahun 2009, apakah hidup kita sudah berkenan bagi Allah ?
“Marilah kita menyelidiki dan memeriksa hidup kita dan berpaling kepada Tuhan” Rat 3:40
Milikilah tekad dan kerelaan untuk berubah menjadi lebih baik lagi, agar hidup kita dapat berkenan bagi Allah. Orang percaya dan berjalan bersama Kristus pasti akan terus dituntun oleh Tuhan menjadi serupa dan segambar denganNya.
*courtesy of PelitaHidup.com
.
Ada beberapa perubahan hidup yang perlu kita mengerti, yakni:
1. Kita perlu merubah hal-hal yang dapat dirubah, yaitu:
a). Perkataan Yang SalahPerkataan yang sia-sia, perkataan yang tidak membangun, menyakitkan, menyudutkan, menghakimi dan lain-lain, hanya akan memperkeruh suasana dan menambahi masalah.
“Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya” Ams 18:21
”Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan amarah” Ams 15:1
Saat berhadapan dengan kemarahan, jawaban yang lemah lembut akan membuat rukun dan berdamai, sedangkan kata-kata yang keras akan meningkatkan kemarahan, kebencian dan permusuhan.
Tentang kisah Daud, Nabal dan Abigail. Abigail oleh perkataannya dapat mencegah Daud yang hendak membunuh, karena membalaskan sikap dan perkataan Nabal suaminya yang kasar dan jahat itu.
“Lalu berkatalah Daud kepada Abigail’ “Terpujilah Tuhan, Allah Israel, yang mengutus engkau menemui aku pada hari ini; terpujilah kebijakanmu dan terpujilah engkau sendiri, bahwa engkau pada hari ini menahan aku dari pada melakukan hutang darah dan dari pada bertindak sendiri dalam mencari keadilan.” 1 Sam 25:32-33
Akhirnya Daud menyadari kesalahannya yang telah merencanakan pembalasan sekejam itu.
Kita harus memiliki perkataan yang baik dan penuh kasih. Perkataan yang tidak membangkitkan amarah, tetapi perkataan yang dapat meneduhkan dan menenangkan.
“Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.” Ef 4:29
b). Sifat Yang Buruk
Beberapa sifat buruk yang harus terus kita perangi , antara lain:
- Sikap yang egois, mementingkan diri sendiri, ambisi yang menggunakan kekuasaan untuk kepentingan sendiri, angkuh dan sombong. “Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan” Ams 18:12.
- Iri hati , yaitu benci dan cemburu akan keberhasilan orang lain. “Tetapi iri hati membusukkan tulang” Ams 14:30b.
- Suka berselisih, bertengkar, menuduh dan menyalahkan orang lain. “Sebab jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan bahwa kamu manusia duniawi ?” 1 Kor 3:3.
- Kedengkian, perasaan tidak suka terhadap orang lain yang memiliki sesuatu yang kita inginkan. “Ia adalah seorang yang berlagak tahu padahal tidak tahu apa-apa. Penyakitnya ialah mencari-cari soal dan bersilat kata, yang menyebabkan dengki, cidera, fitnah, curiga” 1 Tim 6:4.
- Pemarah, cepat marah, suatu kemarahan yang meledak-ledak. “Si pemarah membangkitkan pertengkaran tetapi orang sabar memadamkan perbantahan” Ams 15:18.
- Mudah menyerah, mudah tersinggung, cepat putus asa, dan patah semangat, khawatir dan lain-lain. ”Kekhawatiran dalam hati membungkukkan orang” Ams 12:25a.
c). Cara Berpikir Yang Salah
Pikiran yang sia-sia, pikiran negatif, mudah cemas, takut, gelisah dan lain-lain. Pikiran adalah medan peperangan. Kalau kita biarkan pikiran kita dipenuhi dengan hal-hal yang buruk, maka kita akan cenderung melakukan seperti yang telah kita pikirkan. Tawanlah setiap pikiran seperti itu, dan taklukkan kepada Firman Allah. Allah selalu memikirkan yang baik tentang kita.
“Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh” Rom 8:5
Serahkanlah pikiran kita kepada Kristus supaya kita dapat memandang dan menilai segala perkara sesuai dengan cara pandang Allah. Pikiran kita harus diselaraskan dengan cara Allah, yaitu dengan membaca dan merenungkan FirmanNya.
“Dalam hatiku aku menyimpan janjiMu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau” Maz 119:11
“Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu” Fil 4:8
Kalau pikiran kita dipenuhi dengan Firman Allah maka hidup kita akan tenang, dan kita dapat mengalami damai sejahtera Allah.
.
2. Kita patut bersyukur pada hal-hal yang tidak dapat dirubah.
Hal-hal yang tidak dapat kita rubah ialah:a). Keadaan
Kita tidak dapat merubah sebuah keadaan yang sedang terjadi. Sekalipun keadaan sedang sulit, buruk, kurang menyenangkan, tetaplah percaya pada Firman Tuhan. Tuhan takkan pernah biarkan dan tinggalkan kita. Jika kita tetap setia melakukan Firman Allah, kita akan melihat kemenangan yang Tuhan telah sediakan bagi kita.
“Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia” 1 Kor 2:9
b). Hati Orang Lain
Kita tidak dapat merubah hati orang lain. Hati kita dapat kita ubah tetapi hati orang lain tidak. Mengapa demikian? Karena bukan dengan memaksa kita dapat membuat hati orang lain berubah, melainkan dengan kesaksian kehidupan kita. Contoh seperti di atas, seorang isteri yang merindukan perubahan terhadap suami, dimulai terlebih dahulu dari perubahan dirinya. Rasul Paulus telah mengatakan bahwa kita adalah surat- surat Kristus yg terbuka, yang dapat dibaca dan dikenal oleh semua orang. (2 Korintus 3:2).
Sekalipun hati seseorang itu jahat pada kita, tetaplah lakukan kebaikan karena Firman Tuhan menghendaki agar kita berbuat baik kepada semua orang, bahkan kepada orang yang musuhi kita.
“Kalau Tuhan berkenan kepada jalan seseorang, maka musuh itupun didamaikanNya dengan dia” Ams 16:7
c). Masa Lalu
Kita tidak dapat merubah masa lalu. Mungkin masa lalu itu penuh dosa, begitu kelam, begitu pahit, telah merugikan, yang menyedihkan, menyakitkan dan mengecewakan. Yang sudah lalu itu biarlah berlalu. Kita tidak bisa lagi kembali dan perbaiki masa lalu itu. Pandanglah ke depan, dan berjalanlah bersama Tuhan, di dalam Tuhan ada pemulihan.
Rasul Paulus berbicara tentang hal ini, supaya kita melupakan semua yang kurang baik itu.
“Aku melupakan apa yang telah dibelakangku, dan mengarahkan diri kepada apa yang dihadapanku” Fil 3:13b
Belajar dari masa lalu itu perlu, bahkan kegagalan adalah guru terbaik. Hidup ini adalah sebuah proses dan belajar. Yang perlu adalah kita harus mengarahkan diri kepada keselamatan yang sempurna dalam Kristus. Ingatlah, bahwa rancangan Tuhan selalu baik bagi kita.
“Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Ams 23:18
.
3. Hikmat untuk berubah
Kita sangat memerlukan hikmat Tuhan untuk mengerti dan menyadari hal-hal mana yang perlu dirubah dalam kehidupan kita. Apa yang perlu kita perbaiki, hal-hal apa yang perlu dipertahankan dan ditingkatkan menjadi lebih baik lagi, dalam hubungan dan komunikasi kita dengan suami, isteri, anak-anak, orangtua, teman kerja, tetangga kita dan lain sebagainya. Kita harus membenci kejahatan dan melakukan yang benar dan menolak untuk melakukan aneka macam keduniawian, seperti keserakahan , mementingkan diri, irihati, kebencian, dendam, kecemaran, kedursilaan, narkoba, minuman keras dan lain-lain. Semua ini hanya menjauhkan kita dari kasih Allah dan merugikan kita.Bagaimana jika kita tidak dapat merubah sesuatu yang harus kita rubah? Kita perlu pertolongan dari Tuhan. Memang tiap-tiap orang itu berbeda, Allah telah memberikan karakter dan sifat yang berbeda bagi tiap-tiap orang. Namun sifat-sifat yang buruk, dan karakter-karakter yang buruk itu dapat dirubah, jika kita memohon kepada Allah untuk merubahnya. Hati yang keras dapat diubahkan, jika kita rela dan mau diubahkan. Kuncinya adalah miliki Firman Allah. Dengan memegang Firman Allah, kita dapat membedakan mana yang buruk dan yang baik, dan kita dapat menguji segala sesuatu, apakah yang baik dan apakah yang berkenan bagi Allah untuk kita lakukan.
“Sebab Allah berfirman; “Pada waktu aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau. Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu” 2 Kor 6:2
Haleluya! Inilah waktu perkenanan Tuhan itu. Marilah berubah untuk melakukan semua hal yang berkenan bagi Allah. Marilah kita hidup berkenan bagi Allah, maka Ia akan mendengar setiap seruan doa kita. Tuhan selalu mau menjawab doa kita, jika kita hidup dalam firmanNya. Hidup yang berkenan bagi Allah adalah memiliki hidup sesuai dengan Firman Tuhan.
“Siapa mengejar kebenaran dan kasih akan memperoleh kehidupan, kebenaran dan kehormatan” Ams 21:21
Selamat meyongsong tahun yang baru, dan meraih berkat yang baru dari Tuhan. Tuhan memberkati kita sekalian.
.
“Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan y ang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat” Wahyu 1:3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar