Budi, Anton, dan Alex bersekolah di tempat yang sama. Mereka juga berada di kelas yang sama. Dalam waktu dekat ini mereka akan menghadapi ujian kenaikan kelas. Budi adalah anak yang pintar dan rajin, sedangkan Anton dan Alex adalah anak yang malas belajar dan hanya senang bermain-main. Budi sering mengajak teman-temannya yang lain untuk belajar bersama untuk menghadapi ujian kenaikan kelas yang dalam waktu dekat ini akan dilaksanakan. Namun, Anton dan Alex masih keasyikan bermain dengan teman-temannya yang lain dan tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian. Budi pun sering mengajak Anton dan Alex untuk belajar bersama, tetapi mereka selalu saja menolak ajakan Budi.
Suatu kali wali kelas mereka memanggil Anton dan Alex menemuinya. Wali kelas mereka memberitahukan kepada mereka bahwa mereka harus lebih serius menghadapi ujian kenaikan kelas. Wali kelas menegaskan kepada mereka untuk lebih serius memperhatikan pelajaran di kelas dan belajar, jika tidak, maka mereka terpaksa tidak akan naik kelas dan harus mengulang 1 tahun lagi untuk bisa naik kelas. Akhirnya Anton dan Alex berjanji kepada wali kelas mereka bahwa mereka akan sungguh-sungguh belajar untuk menghadapi ujian.
Anton menyadari akan kelalaiannya dalam belajar dan dia bertekat untuk berubah. Oleh karena itu, dia mulai serius menyimak setiap mata pelajaran di kelasnya dan bergabung dengan kelompok belajar Budi supaya bisa lebih memahami pelajaran. Berbeda dengan Anton, Alex justru tidak peduli dengan teguran dari wali kelasnya, Alex lebih memilih untuk tetap meneruskan keasyikannya bermain bersama teman-temannya. Waktunya dihabiskan bukan untuk belajar, melainkan dihabiskan untuk bermain dan bersenang-senang.
Akhirnya ujian kenaikan kelas pun dimulai. Budi, Anton, dan teman-teman kelompok belajarnya dapat mengerjakan soal-soal ujian dengan baik. Namun, Alex terlihat gugup karena tidak ada soal yang dia pahami dan akhirnya dia tidak dapat menyelesaikan semua soal-soal ujiannya. Setelah itu, tibalah hari pengumuman kenaikan kelas. Akhirnya Budi, Anton, dan teman kelompok belajarnya naik kelas, sedangkan Alex tidak naik kelas dan terpaksa harus mengulang kelas kembali.
Apa yang dapat kita pelajari dari cerita tersebut?
Setiap kita berada dalam sekolah kehidupan. Banyak nilai-nilai kebenaran Firman Tuhan yang sudah diajarkan kepada kita, misalnya tentang iman, pengharapan, kasih, pergaulan, karakter, dan lain-lain. Namun, suatu saat nanti kita semua pasti akan diuji apakah kita benar-benar berpegangan kepada kebenaran itu atau tidak. Ujian tersebut juga untuk mengukur seberapa besar kualitas hidup kita. Jika kita menang, maka Tuhan akan memberikan kepada kita suatu tanggung jawab yang lebih besar lagi dalam hidup kita. Akan tetapi jika kita gagal, maka terpaksa kita harus mengulang dan tidak akan mencapai kemaksimalan hidup.
Terkadang ada juga orang-orang yang Tuhan kirimkan kepada kita untuk mengingatkan kita jika kita sudah hampir gagal dalam ujian. Terkadang ada orang-orang yang mengingatkan kita kembali atau menegur kita jika kita sudah menyimpang dari kebenaran yang sudah kita terima sebelumnya. Terkadang ada juga orang-orang yang mengingatkan kita untuk berbalik dari jalan kita yang salah dan kembali lagi ke jalan yang benar. Namun, semuanya tergantung kepada keputusan kita kembali, apakah kita mau mendengarkan teguran dari mereka atau tidak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar