Pada suatu waktu, Tuhan mengutus dua malaikat ke bumi (1 malaikat senior
dan 1 malaikat junior). Malaikat junior ditugaskan mendampingi malaikat
senior untuk belajar menjadi malaikat yang baik. Pada hari pertama,
mereka datang ke rumah seorang yang kaya tetapi kejam dan pelit. Mereka
memohon untuk bermalam di rumah orang kaya tersebut. Orang kaya yang
kejam tersebut memeras habis tenaga mereka, sebelum mengizinkan mereka
bermalam. Pada malam hari mereka diizinkan untuk tidur di gudang bawah
tanah yang sangat lembab, gelap dan kotor. Di gudang tersebut terdapat
tembok yang retak dan semennya terkelupas. Sebelum tidur malaikat junior
melihat seniornya menggunakan kesaktian yang dia miliki untuk
memperbaiki tembok yang retak itu, sehingga tembok tersebut tertutup
rapi seperti tembok baru. Setelah itu, keduanya tidur dan keesokan
harinya mereka pamit meneruskan perjalanan.
Pada hari kedua mereka datang ke rumah pasangan petani miskin, denga
rumah yang sangat sederhana. Suam-isteri petani ini merupakan pasangan
yang sangat miskin dan satu-satunya kekayaan mereka hanyalah seokor
sapi. Kedua malaikat ini meminta izin kepada si petaniuntuk bermalam.
Pasangan petani ini sangat baik dan ramah, mereka memberikan kamar tidur
mereka kepada dua malaikat itu untuk bermalam, sedangkan pasangan
petani tersebut tidur di dapur. Pada keesokan harinya, malaikat junior
terbangun oleh suara isak tangis dari pasangan petani miskin ini. Ia
menghampiri dan melihat bahwa pasangan petani ini sedang menangisi
sapinya yang telah mati. Sapi yang merupakan satu-satunya milik berharga
dari pasangan petani ini. Setelah hari beranjak siang, kedua malaikat
tersebut pamit untuk meneruskan perjalanan.
Dalam perjalanan, malaikat junior terlihat kecewa dan marah. Ia memprotes tindakan malaikat senior tersebut. "Mengapa
tembok ruang bawah tanah orang kaya yang kejam dan pelit tersebut
engkau perbaiki? Tetapi, mengapa engkau malah membiarkan sapi petani itu
mati? Bukankah engkau tahu bahwa petani tersebut sangat baik dan sapi
itu adalah kekayaan satu-satunya darinya?" Malaikat senior itu tersenyum dan menjawab, "Apa
yang engkau lihat tidak sama dengan apa yang terjadi sebenarnya. Tembok
rumah orang kaya yang kejam tersebut aku perbaiki karena aku melihat
ada emas permata yang sangat banyak di belakang retakan tembok tersebut.
Dengan menutup dan memperbaiki retakan itu, orang kaya yang kejam
tersebut tidak akan pernah menemukan emas permata itu seumur hidupnya.
Sedangkan untuk petani miskin tersebut, pada malam hari kita bermalam,
malaikat maut datang untuk mengambil nyawa isterinya. Aku mencegah dan
membujuk malaikat maut itu untuk mengambil nyawa sapi petani sebagai
ganti nyawa isteri petani itu."
Dalam kehidupan kita, mungkin kita sering mengalami bahwa apa yang kita
lihat berbeda dengan apa yang terjadi sebenarnya. Kita harus selalu
mengucap syukur dan percaya bahwa Tuhan selalu menyertai kita dan
rancanganNya adalah rancangan damai sejahtera dan sukacita. Pandanglah
segala sesuatu dengan mata iman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar