HOME

Kamis, 02 Juni 2011

Panglima Adil dan Kasih


Kategori : Keselamatan
Share 
Di zaman dahulu, ada suatu suku bangsa yang mendirikan suatu camp di suatu daerah. Suku bangsa itu dipimpin oleh seorang Panglima yang terkenal dengan kasih dan keadilannya. Panglima tersebut memerintahkan prajuritnya untuk mendirikan camp untuk penduduknya sebagai tempat tinggal. Dia juga memerintahkan untuk mendirikan satu camp/tenda khusus untuk menyimpan persediaan makanan.
Suatu hari ada seorang pencuri yang masuk dalam camp persediaan makanan dan mencuri makanan tersebut. Tindakan pencuri tersebut tidak diketahui oleh prajurit yang menjaga camp tersebut. Akhirnya seorang prajurit melaporkan kejadian tersebut kepada Panglima. Namun Panglima tersebut masih berbelas kasih dan tidak mempersoalkan kejadian tersebut, tetapi Panglima tersebut memerintahkan agar camp persediaan makanan lebih dijaga ketat.
Suatu hari pencuri tersebut berhasil masuk dan mencuri lagi dalam camp persediaan makanan, dan dia juga berhasil meloloskan diri. Prajurit melaporkan kejadian ini kembali kepada Panglima. Karena khawatir persediaan makanan tidak mencukupi kebutuhan penduduknya, maka Panglima tersebut mengeluarkan pernyataan bahwa bila pencuri tersebut berhasil tertangkap mencuri lagi, maka pencuri tersebut harus dihukum cambuk sampai mati.
Suatu hari lagi, pencuri tersebut berhasil masuk dalam camp persediaan makanan, tetapi dia berhasil ditangkap oleh prajurit yang sedang menjaga camp tersebut. Akhirnya pencuri tersebut dihadapkan kepada Panglima untuk diadili.
Ketika Panglima tersebut bertemu dengan pencuri tersebut, alangkah terkejutnya Panglima tersebut. Ternyata pencuri yang selama ini mencuri persediaan makanan adalah anaknya sendiri. Panglima tersebut sangat terpukul dengan kejadian tersebut, akhirnya dia bimbang untuk memutuskan perkara tersebut.
Orang-oarang mulai berbisik satu sama lain :”Panglima pasti akan membebaskan pencuri tersebut, Panglima kan sangat mengasihi anaknya”. Namun, ada juga yang berbisik-bisik satu sama lain :”Panglima pasti akan menghukum cambuk pencuri itu sampai mati, Panglima kan orang yang sangat adil”.
Panglima pun mulai bergumul dalam hatinya apakah yang harus dia putuskan. Dia mulai berpikir dalam hatinya :”Tidak mungkin aku menghukum mati anakku, aku sangat mengasihinya, tapi …. Tidak mungkin juga aku tidak menghukumnya, aku harus bersikap adil”.
Akhirnya setelah lama berpikir, Panglima memutuskan sesuatu. Banyak penduduk yang terkejut dengan keputusan Panglima. Apakah yang diputuskan Panglima tersebut? Panglima memutuskan untuk menggantikan anaknya dihukum cambuk sampai mati. Panglima yang menerima hukuman mati tersebut. Akhirnya prinsip kasih dan adil dapat dipersatukan. Anaknya selamat dan hukuman tetap dijalankan.
Yoh 3:16->”Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
Allah sangat mengasihi manusia, tetapi manusia telah berbuat dosa dan hukuman dosa adalah maut/kematian. Allah sangat adil dan Allah tidak akan membiarkan dosa, tetapi Allah sangat mengasihi manusia. Karena itu, Tuhan Yesus, yang adalah Tuhan sendiri turun ke bumi/dunia ini untuk menggantikan manusia dari hukuman maut. Dia dapat menggantikan manusia karena Dia suci tanpa dosa dan Dia adalah Tuhan. Hanya lewat penebusan dari Tuhan Yesus manusia dapat diselamatkan.
Tidak ada yang dapat kita lakukan agar terhindar dari hukuman maut. Namun, karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, Dia rela mati untuk menebus dosa-dosa kita. Sebab hanya Tuhan sendiri yang bisa menebus dosa-dosa kita dan hanya ada satu cara, yaitu lewat kematianNya
Namun, Yesus adalah Tuhan yang hidup, sebab Dia bangkit kembali untuk memberikan jaminan keselamatan bagi setiap orang yang percaya dan mau menerima keselamatan dariNya.
Sumber : HTcom View(626)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar