“Dan umat-Ku, yang atasnya
nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu
berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari
sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka” 2
Tawarikh 7:14
Apakah kita membuka hati dan menyambut Roh Kudus untuk melakukan introspeksi rohani setiap hari?
Untuk melakukan introspeksi rohani berarti menjalankan pemeriksaan
mental yang rinci tentang perasaan, pikiran dan motif kita sendiri.
Setiap kali saya membaca tentang kisah hidup Raja Saul sudah pasti
membuat saya ingin melakukan introspeksi rohani hati saya sendiri.
Pemeriksaan mental semacam ini bisa amat bermanfaat, meski kadangkala
menyakitkan, ini dapat menjaga agar kita tidak ditipu musuh dan membuat
kita lebih kuat di dalam Tuhan.
Tidak seorangpun dari kita yang ingin ditipu ke dalam jalan
tipu-muslihat seperti Saul. Ia telah diurapi sebagai Raja Israel yang
ditunjuk dan diurapi Allah. Bagaimana pun, ia telah membuat
pilihan-pilihan yang buruk dalam hidupnya, saat ia sedang mabuk
kekuasaan dan terlalu berbangga pada dirinya sendiri.
Pelajaran tentang hidup pribadi Raja Saul yang karam adalah pelajaran
paling bijaksana tentang daya rusak sifat kepala batu, ketidak-taatan
dan pendurhakaan yang membawa maut. Sebenarnya ada banyak lampu
peringatan yang berkelap-kelip mengingatkan bahaya yang akan datang
dalam hidup Raja Saul, yang diabaikannya. Saul menjalani hidup
mengabaikan peringatan atas melencengnya ia dari jalan Allah!
Mari kita lihat beberapa peringatan pada Saul yang dapat menjadi panduan bagi kita untuk melakukan introspeksi rohani:
Ketidaksabaran
Kesalahan Saul dimulai dengan ketidaksabaran dengan rancangan Allah,
disebabkan ia lebih tertarik pada dan kekuatiran tentang usahanya
menyenangkan hati manusia ketimbang hati Allah, yang bukan sifat orang
beriman (1 Samuel 13:11-13)
Sebagaimana dinyatakan Paulus dengan fasih, “Adakah
kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan
kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia,
maka aku bukanlah hamba Kristus.” Galatia 1:10
Ketidakpedulian
Saul tidak sadar tentang putranya, peperangan, dan malah kemenangan.
Ia mengabaikan semua itu (1 Samuel 14:1-3). Apakah anda bersikap apatis
dan kadangkala melupakan segalanya yang Allah lakukan disekitar anda?
Kata-kata gegabah
Saul berucap tanpa berpikir panjang apa dampaknya bagi keluarganya
atau negaranya (1 Samuel 14:24). Apakah anda berpikir dua kali atau
membuat keputusan yang gegabah yang berakibat menyakitkan?
Ketaatan yang tidak lengkap
Saul memakai ketaatan memilih demi kepentingan diri sendiri ketimbang
ketaatan menghormati Allah secara menyeluruh dan seutuhnya (1 Samuel
15:9). Apakah anda taat sepenuhnya kepada firman Allah dan melakukan
semua yang diberitahukan-Nya?
Meragukan kekuasaan Allah
Saul tidak mempunyai pengertian tentang Allah yang Mengagumkan yang
telah menampakkan diri-Nya kepadanya. Apakah anda menemukan diri anda
sendiri meragukan kuasa Allah dan hidup dalam ketakutan akan masa depan?
Saul tidak membina ibadah pribadi dengan Allah. Tidak ada pencarian
Allah pada tingkat pribadi atau ibadah pribadi yang dipersembahkan
kepada Allah dari hati Saul ke Allah Saul! (1 Samuel 15:30). Apakah anda
membina hubungan yang mendalam dengan Allah?
Kedengkian yang besar terhadap Daud
Saul didorong oleh nafsu untuk memenuhi kepentingannya sendiri yang
terungkap melalui keinginan agar menjaga orang lain tidak mendapatkan
sesuatu yang ingin dimilikinya sendiri; ini adalah bentuk kedengkian
yang paling buruk (1 Samuel 18:8-10). Adakah orang di tempat kerja yang
menyebabkan anda merasa iri hati dan yang membangkitkan kemarahan yang
besar?
Tidak membenci dosa
Apakah anda membenci hal-hal yang dibenci Tuhan (dosa), dan jika
demikian, apakah tindakan anda sehari hari menggambarkan nilai ini? (1
Samuel 28:17-19)
Kita sebaiknya belajar dari kejadian sejarah ini agar memastikan kita
tidak ditipu ke dalam jalan menuju kebinasaan diri sendiri yang serupa.
Ini jalan mudah menuju kebinasaan oleh si maha penipu – iblis, karena
memiliki kelokan berliku-liku dan putaran yang tidak pasti, yang dengan
mudah dapat dilihat dengan keliru sebagai jalan Allah, kecuali kita
memahami Firman dengan baik dan tetap tinggal berakar di dalam Kristus.
Sebagaimana biasanya, kuncinya adalah untuk sehari-hari tetap tinggal
dalam Firman Allah dan tetap berdoa tanpa akhir. Kita tidak mungkin
tetap berada di jalan yang benar, dan tidak ditipu, dengan memakai
kekuatan kita sendiri.Tidak peduli bagaimana dewasanya kita di dalam
Tuhan, karena yang terpilih bisa saja juga tertipu.
“Sebab Mesias-mesias palsu dan
nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang
dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka
menyesatkan orang-orang pilihan juga.” Matius 24:24
Kembali saya ulangi, jalan satu-satunya kita menjaga agar tidak
ditipu adalah untuk menyimpan Firman Tuhan di dalam hati kita dan tetap
berdoa (1 Tesalonika 5:17). Mari kita minta Allah untuk memperlihatkan
kejahatan yang mungkin timbul di dalam pikiran dan jiwa kita dan
membiarkan Roh Kudus menghapus melalui pengampunan Kristus.
Tuhan, tolong sadarkan kami atas ketidakbenaran apapun dalam hati
kami. Tolong bawa kami lebih dekat kepada-Mu dan jadikan hati kami
sebersih salju melalui kuasa pengampunan dari darah Yesus Kristus. Di
dalam nama Yesus kami berdoa, Amin.
Nikmatilah hari penuh kuasa, damai sejahtera melakukan introspeksi rohani di tempat kerja dan di rumah!
“Dengan tidak mencari
kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah
dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari
pada dirinya sendiri.” Filipi 2:3
Alih bahasa: Ray Hindarto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar