Tetapi Abraham juga seorang manusia yang mengalami perasaan-perasaan mendua serta gejolak emosi campur baur yang juga dialami setiap orang bahkan oleh umat Kristen. Meskipun keinginannya yang sangat besar adalah untuk menaati Allah, tetapi terkadang ia membangkang. Ia ingin mempercayai Tuhan, tetapi beberapa kali pula ia meragukan-Nya. Dalam beberapa kesempatan, ia dengan berani melangkah berdasarkan iman, namun pada kesempatan lain, langkahnya surut karena ketakutannya. Motivasi Abraham pada umumnya benar, tetapi kadang-kadang ia menggunakan cara yang salah.
Mari kita belajar dari sebagian perjalanan hidup dari Abraham bersama Allah :
1. Akan terjadi banyak ujian datang dalam kehidupan ke-Kristenan kita.
Suka tidak suka, ini adalah satu-satunya cara supaya kita bertumbuh di dalam iman. Kita cenderung untuk berdiam diri pada saat kita tidak menghadapi pencobaan da masalah. Harapkanlah pencobaan dan masalah karena beberapa ujian ini ditaruh secara langsung ke dalam hidup kita oleh Tuhan. Karena Ia ingin mengajar dan mempersiapkan kita untuk pekerjaan yang lebih besar bagiNya.
Ingatlah ujian-ujian lain datang disebabkan oleh situasi alamiah khidupan ( dosa yang menguasai dunia), juga datang karena kesulitan secara fisik, mental dan spiritual ( karena kita belum dimuliakan).alasan lain adalah ketika kita menyimpang dari kehendak Allah. Berhati-hatilah selalu karena Allah dapat terus menerus melimpahi kita dengan berkat-berkatNya walaupun kita sering melakukan ketidaktaan. Efeknya mungkin kita tidak rasakan langsung namun dirasakan kemudian.
2. seperti Abraham, kitapun akan selalu tergoda untuk melakukan sesuatu yang ekstrim dalam memecahkan masalah kita. Bahkan terkadang kita kembali ke strategi yang biasa kita gunakan sebelum kita menjadi Kristen.
Memecahkan masalah bersandar pada Tuhan dan memecahkan masalah dengan kekuatan kita sendiri merupakan dua hal yang sulit dilakukan dalam hidup ini walaupun ini harus dilakukan. Karena seringkali ego kit yang bermain, di sisi lain rasa tidak aman dan takut juga menyelimuti hidup kita.
3. Apapun keputusan kita, ingatlah kesetiaan dan kesabaran Tuhan terus berlangsung.
Banyak kali kita gagal memenuhi kehendak Tuhan dalam hidup ini, namun kita bersyulur Tuhan tetap setia dan sabar dalam membimbing kita. Satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah kesetiaan dan kesabaran Tuhan tidak bisa ditafsirkan bahwa Tuhan setuju dengan perbuatan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar