Ayat
diatas ditulis oleh Rasul Paulus dimana dia sudah mencapai usia yang
sudah cukup tua. Tetapi kerinduannya tetap ingin mengenal Kristus lebih
dalam lagi, supaya dia bisa memperoleh hadiah yang telah Tuhan sediakan
baginya. Dia tidak hanya “berjalan” saja kepada tujuan, tetapi
berlari-lari untuk memperoleh hadiah.
“Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman” 2Tim 4:7.
“Bertandinglah
dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk
itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang
benar di depan banyak saksi” 1Tim 6:12.
Paulus
mengajarkan hal pertandingan kepada Timotius, yang merupakan
teman/rekan sepelayanannya. Hidup ini adalah pertandingan. Hidup ini
adalah perlombaan. Demikianlah ditulis dalam Ibrani 12:1, “Karena kita
mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah
kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan
berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.“
Bagaimana menjalani perlombaan/pertandingan ini ?
Tidak
tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut
berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena
itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya! Tiap-tiap orang
yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam
segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang
fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi. Sebab itu
aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan
saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya,
supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri
ditolak. 1Kor 9:24-27
1. Larilah begitu rupa, karena hanya ada satu hadiah utama dalam suatu perlombaan
(1 Kor 9:24).
Walaupun Tuhan menyediakan banyak tempat bagi umatNya. Tetapi Rasul Paulus ingin menyampaikan kepada kita untuk dapat meraih tujuan yang telah Tuhan tetapkan bagi umatNya dengan sedemikian rupa. Biarlah kita melakukannya dengan mata tertuju pada Yesus (Ibr 12:2). Fokuslah terhadap apa yang Tuhan sedang kerjakan melalui hidup kita. Jangan melihat ke kiri atau ke kanan, jangan menyimpang dari jalan Tuhan, atau bahkan berbalik seperti yang dilakukan istri Lot, sehingga ia menjadi tiang garam. Keterikatan dengan hal-hal duniawi (kompromi dengan dosa, masih melakukan adat-istiadat nenek moyang, penyembahan berhala, dll) akan mengakibatkan kematian secara rohani.
(1 Kor 9:24).
Walaupun Tuhan menyediakan banyak tempat bagi umatNya. Tetapi Rasul Paulus ingin menyampaikan kepada kita untuk dapat meraih tujuan yang telah Tuhan tetapkan bagi umatNya dengan sedemikian rupa. Biarlah kita melakukannya dengan mata tertuju pada Yesus (Ibr 12:2). Fokuslah terhadap apa yang Tuhan sedang kerjakan melalui hidup kita. Jangan melihat ke kiri atau ke kanan, jangan menyimpang dari jalan Tuhan, atau bahkan berbalik seperti yang dilakukan istri Lot, sehingga ia menjadi tiang garam. Keterikatan dengan hal-hal duniawi (kompromi dengan dosa, masih melakukan adat-istiadat nenek moyang, penyembahan berhala, dll) akan mengakibatkan kematian secara rohani.
Carilah kesukaan Allah (Gal 1:10). Biarlah Tuhan yang menjadi bagian kita (Maz 73). Renungkan firman Tuhan siang dan malam.
2. Kuasai diri dalam segala hal (1
Kor 9:25).
Seorang olahragawan akan melatih fisiknya dengan berbagai macam latihan, seperti latihan fisik, latihan dasar, latihan teknik, angkat beban, lari, dll. Begitu banyak aspek yang harus dikembangkan jika sang olahragawan ingin memenangkan pertandingan.
Seorang olahragawan akan melatih fisiknya dengan berbagai macam latihan, seperti latihan fisik, latihan dasar, latihan teknik, angkat beban, lari, dll. Begitu banyak aspek yang harus dikembangkan jika sang olahragawan ingin memenangkan pertandingan.
Banyak
aspek juga dalam kehidupan rohani kita, tidak hanya berdoa dan baca
firman saja. Pujian penyembahan, cara-cara berdoa secara strategis,
pelayanan terhadap orang yang membutuhkan bantuan, kunjungan, mendoakan
orang sakit, bermain musik, memimpin pujian, membawakan firman Tuhan;
tidak terlepas juga pekerjaan dan lingkungan, dimana kita harus menjadi
saksi dan memberitakan firman, sharing/menguatkan teman, dan lain-lain.
Kehidupan rohani kita tidak akan berkembang hanya lewat doa dan membaca firmanNya saja. Iman tanpa perbuatan adalah mati.
Dalam kitab Roma 12:6-8 tertulis karunia-karunia melayani. Temukan karunia yang telah Tuhan berikan bagi kita masing-masing.
Jangan tanya apa yang bisa gereja berikan bagi kita, tetapi tanyalah apa yang bisa kita berikan.
3. Berlari dengan tujuan dan strategi
(1 Kor 9:26). Ada strategi dalam setiap perlombaan, bahkan juga dalam latihan bagi sang olahragawan. Untuk mencapai peak-performance / kemampuan-puncak, diterapkan pola latihan khusus (seperti Training Centre) selama beberapa bulan atau bahkan tahunan. Mendekati lomba kuantitas latihan dikurangi, tetapi kualitas ditambah. Mental stress dipantau. Detak jantung diukur. Pola istirahat juga diperhatikan. Gizi juga harus seimbang. Pola ini diterapkan untuk mencapai satu tujuan: PEAK PERFORMANCE.
(1 Kor 9:26). Ada strategi dalam setiap perlombaan, bahkan juga dalam latihan bagi sang olahragawan. Untuk mencapai peak-performance / kemampuan-puncak, diterapkan pola latihan khusus (seperti Training Centre) selama beberapa bulan atau bahkan tahunan. Mendekati lomba kuantitas latihan dikurangi, tetapi kualitas ditambah. Mental stress dipantau. Detak jantung diukur. Pola istirahat juga diperhatikan. Gizi juga harus seimbang. Pola ini diterapkan untuk mencapai satu tujuan: PEAK PERFORMANCE.
Segala
sesuatu yang kita lakukan tentunya harus dengan tujuan yang jelas, dan
strategi yang tepat. Segala sesuatu yang berlebih menjadi hal yang
kurang bagus. Semuanya harus seimbang/ balance. Semua ada
standard/ukurannya. Rasul Paulus mengatakan bahwa dia bukanlah “petinju
yang sembarangan memukul”. Apakah yang telah tujuan Tuhan bagi hidup
kita? Jalankanlah dengan meminta hikmat dariNya, agar apa yang kita
lakukan tidak menjadi sia-sia.
4. Melatih tubuh dan menguasai seluruhnya, supaya jangan ditolak (1 Kor 9:27).
“Latihan
badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal,
karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang
akan datang” (1Tim 4:8).
“Jadilah
pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus” (1Kor
11:1). Rasul Paulus berani untuk berkata supaya orang-orang dapat
mengikuti teladannya, karena dia telah melatih tubuhnya. Dia telah
mendisiplinkan hidupnya di dalam Tuhan. Sehingga apa yang dia lakukan,
setiap langkah hidupnya, merupakan cerminan kehendak Tuhan.
Biarlah hidup kita memancarkan terang Kristus, sehingga dapat menjadi kesaksian bagi semua orang.
Marilah kita bersama-sama ikut dalam pertandingan iman yang telah Tuhan
tetapkan dengan mata yang selalu tertuju kepadaNya, menguasai segala
aspek kehidupan, tetap kepada tujuan dan menjalankannya dengan strategi
yang tepat dan senantiasa memancarkan terang Kristus dalam tiap langkah
hidup kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar