HOME

Jumat, 19 Desember 2025

Kisah: Helm Ojek dan Doa P

Kisah: Helm Ojek dan Doa Pagi

Pak Rizal adalah seorang tukang ojek.
Setiap pagi ia mangkal di pinggir jalan dengan harapan ada penumpang.
Namun belakangan, penumpang makin sepi.
Sering kali hingga siang hari, ia belum mendapatkan satu pun ongkos.

Di rumah, anaknya masih kecil dan uang belanja hampir habis.
Pak Rizal mulai bertanya dalam hati,
“Apakah Tuhan masih melihat pekerjaanku yang sederhana ini?”

Suatu pagi, sebelum menyalakan motor, Pak Rizal menundukkan kepala.
Ia berdoa,
“Tuhan, hari ini aku serahkan jalananku kepada-Mu.
Jika aku tidak menarik ojek, keluargaku tidak makan.”

Ia menuliskan doa singkat itu di kertas kecil dan menyelipkannya di dalam helm ojeknya.

Beberapa jam berlalu tanpa penumpang.
Pak Rizal hampir putus asa.
Namun tiba-tiba seorang ibu menghampirinya dengan wajah cemas.

“Pak, bisa antar saya ke rumah sakit? Anak saya panas tinggi.”

Pak Rizal langsung mengangguk.
Ia tidak menawar, tidak mengeluh, hanya berangkat secepat dan seaman mungkin.

Sesampainya di rumah sakit, ibu itu menangis lega.
Ia membayar lebih dari ongkos biasa dan berkata,
“Tuhan kirim Bapak tepat waktu.”

Keesokan harinya, ibu itu datang kembali—bukan sebagai penumpang,
tetapi membawa beberapa orang yang membutuhkan ojek langganan.
Sejak hari itu, Pak Rizal tidak lagi menunggu penumpang;
penumpanglah yang menunggunya.

Sore hari, Pak Rizal membuka helmnya dan melihat kertas doa itu.
Ia tersenyum dan berkata,
“Ternyata Tuhan mendengar doa yang disimpan di dalam helm.”


---

Pesan Rohani

Tuhan tidak memandang besar-kecilnya pekerjaan,
tetapi hati yang berserah dan setia.

> “TUHAN mengenal jalan orang benar.”
(Mazmur 1:6)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar