HOME

Jumat, 19 Desember 2025

Kisah: Setir yang Diserahkan kepada Tuhan

Kisah: Setir yang Diserahkan kepada Tuhan

Pak Bimo adalah seorang sopir angkutan barang.
Beberapa bulan terakhir, penghasilannya menurun drastis.
Order sepi, kendaraan sering rusak, dan setoran tetap harus dibayar.
Di rumah, istrinya mulai menghemat beras, sementara anaknya sering bertanya kapan ayahnya libur.

Suatu pagi sebelum berangkat, Pak Bimo duduk lama di depan setir.
Ia berdoa singkat,
“Tuhan, hari ini aku tidak tahu jalan mana yang membawa rezeki. Aku serahkan setir hidupku kepada-Mu.”

Ia menuliskan doa itu di kertas kecil dan menaruhnya di dashboard.

Di tengah perjalanan, ia menerima telepon dari temannya.
“Ada muatan mendadak, tapi jalannya jauh dan macet. Mau ambil?”

Secara hitung-hitungan, jalur itu tidak menguntungkan.
Namun Pak Bimo teringat doanya dan berkata,
“Saya ambil.”

Dalam perjalanan, ia melihat sebuah mobil mogok di pinggir jalan.
Ia berhenti dan membantu mendorong mobil itu ke tempat aman.

Ternyata pemilik mobil itu adalah koordinator logistik sebuah perusahaan besar.
Ia terkesan dengan sikap Pak Bimo.

Beberapa hari kemudian, Pak Bimo ditelepon.
Perusahaan itu memberinya kontrak pengantaran rutin—order tetap setiap minggu.

Malam itu, Pak Bimo pulang lebih awal.
Ia membuka dashboard dan melihat kertas doa itu.

Ia berkata kepada anaknya,
“Kadang Tuhan tidak memberi jalan pintas,
tapi memberi jalan yang tepat.”


---

Pesan Rohani

Ketika kita menyerahkan pekerjaan dan keputusan kepada Tuhan,
Ia sanggup menuntun langkah yang tidak kita rencanakan.

> “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu… Ia akan meluruskan jalanmu.”
(Amsal 3:5–6)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar